
ANGKARANEWS.ID– Center for Budget Analysis (CBA) mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengganti jajaran direksi dan komisaris PT Pertamina, terutama Direktur Utama Simon Aloysius Mantiri. Desakan ini dilayangkan menyusul penilaian buruk terhadap kualitas pelayanan publik perusahaan pelat merah tersebut.
Direktur Eksekutif CBA, Uchok Sky Khadafi, menyatakan bahwa pelayanan Pertamina dinilai semakin buruk dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Keluhan utama yang mencuat belakangan ini adalah terkait kualitas bahan bakar jenis Pertalite yang diduga “busuk” atau tidak sesuai standar.
“Pertamina sekarang membuat masyarakat bingung dan resah. Aroma bensin lebih menyengat dari biasanya, tapi tidak ada sosialisasi apa pun tentang perubahan komposisi Pertalite,” ujar Uchok Sky dalam keterangan resminya, Kamis (30/10/2024).
Menurutnya, keluhan dari pengguna kendaraan bermotor banyak berfokus pada mesin yang menjadi brebet, tersendat, kehilangan tenaga, hingga mogok total. Keresahan ini dilaporkan banyak dirasakan oleh warga di sejumlah wilayah Jawa Timur, seperti Bojonegoro, Tuban, Sidoarjo, dan Lamongan.
Uchok juga menyayangkan lambannya respons dari pimpinan Pertamina. Ia menegaskan bahwa hampir selama satu minggu tidak ada penjelasan resmi dari Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, meskipun sejumlah pengelola SPBU telah melaporkan keluhan pelanggan ke pihak pusat.
“Situasi ini memperlihatkan lemahnya kepemimpinan di tubuh Pertamina,” tegasnya.
Lebih lanjut, CBA mengungkapkan bahwa kualitas BBM yang buruk ini bahkan membuat sejumlah SPBU swasta menolak untuk membeli pasokan dari Pertamina. Kekhawatiran utama mereka adalah kualitas bahan bakar yang diduga dapat merusak mesin kendaraan pelanggan dan mencoreng reputasi bisnis mereka.
“Wajar saja SPBU swasta menolak membeli BBM dari Pertamina. Kalau kualitasnya buruk, itu hanya akan merusak citra mereka,” tutup Uchok Sky.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Pertamina maupun Dirut Simon Aloysius Mantiri menanggapi desakan dari CBA maupun keluhan masyarakat luas. (*)
Tidak ada komentar