
ANGKARANEWS.ID– Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Bogor Raya mengucapkan selamat dan sukses kepada Mayjen TNI Dr. H. Sunoto, S.Ip., MDS., PSC., yang baru saja dilantik naik pangkat dan menduduki jabatan baru sebagai Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Badan Intelijen Negara (BIN).
Promosi ini tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1334/IX/2025 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI, yang ditetapkan pada Selasa, 30 September 2025. Dari total 286 perwira TNI yang dirotasi dan dipromosikan, delapan di antaranya adalah perwira tinggi yang naik pangkat dari Brigadir Jenderal menjadi Mayor Jenderal, termasuk Dr. Sunoto.
Di balik kenaikan pangkat ini, tersimpan perjalanan panjang penuh perjuangan dan dedikasi yang patut menjadi inspirasi.
Mayjen TNI Dr. Sunoto lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana di Kampung Ngiri, Desa Karangawen, Demak, Jawa Tengah. Berasal dari keluarga petani, ia mengandalkan semangat juang dan disiplin yang tinggi untuk meniti karier militer. Ia menempuh pendidikan militer dengan tekad bulat hingga akhirnya bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), di mana ia mengabdi lebih dari 18 tahun.
Dr. Sunoto dikenal sebagai prajurit lapangan sejati. Ia telah ditugaskan di berbagai daerah operasi strategis, dari Timor Timur (sekarang Timor Leste) hingga Papua. Bahkan, ia tercatat sebagai perwira tinggi dengan masa tugas operasi terlama di Papua, yakni 3 tahun 3 bulan tanpa pergantian.
Pengabdiannya seringkali mengorbankan kebersamaan dengan keluarga. Saat naik pangkat dari Mayor ke Letnan Kolonel, ia sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Demikian pula ketika promosi dari Kolonel ke Brigadir Jenderal, ia sedang bertugas dalam operasi di Papua.
Di tengah kesibukan operasi, semangat belajarnya tak pernah pudar. Pada tahun 2020, ia berhasil menyelesaikan program Doktor (S3) dari Universitas Trisakti dengan predikat Cumlaude, sambil tetap menjalankan tugas operasinya di Papua. Ia juga menimba ilmu di berbagai lembaga pendidikan militer dan intelijen di Amerika Serikat, Australia, dan Bangladesh.
Selain di Kostrad, rekam jejak Dr. Sunoto meliputi satuan-satuan strategis seperti Paspampres, BAIS TNI, dan BIN. Ia pernah dipercaya sebagai Atase Pertahanan RI di Vientiane, Laos, serta menjalankan misi pengamanan Presiden RI (VVIP) ke Rusia, Iran, dan Jepang. Karirnya menggambarkan sosok jenderal yang lengkap: prajurit lapangan, intelektual, dan diplomat militer.
Selama di BIN, Mayjen Sunoto terlibat dalam sejumlah operasi penting, seperti pengungkapan kasus bom bunuh diri di Gereja dan Mapolresta Surabaya, penindakan kasus cukai ilegal di Jawa Tengah, serta pengungkapan peredaran benih wortel ilegal asal China yang mengancam lahan pertanian Dieng.
Di kalangan rekan sejawat, Dr. Sunoto dikenal sebagai sosok yang rendah hati, tidak haus pujian, dan mengutamakan loyalitas serta tugas negara. Kenaikan pangkatnya menjadi Mayor Jenderal TNI bukan sekadar simbol, melainkan buah dari integritas, disiplin, dan semangat belajar tanpa henti.
Promosi ini menjadi apresiasi negara atas dedikasi panjangnya, sekaligus bagian dari strategi penyegaran BIN untuk menghadapi tantangan masa depan di bidang sumber daya alam dan keamanan lingkungan.
Kisah hidup Mayjen TNI Dr. H. Sunoto, S.Ip., MDS., PSC. membuktikan bahwa asal-usul yang sederhana bukanlah penghalang untuk mencapai puncak karier. Dari anak petani di Demak, ia kini tegak berdiri sebagai Mayor Jenderal TNI, simbol prajurit intelektual Indonesia yang berani, berilmu, dan berdedikasi. (*)
Tidak ada komentar