Angkaranews.id- Penurunan status Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muyang Kute dari tipe C menjadi tipe D menuai kritik keras dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Bener Meriah.
Organisasi mahasiswa ini menilai penurunan tersebut sebagai bentuk kegagalan kepemimpinan dan tata kelola rumah sakit, yang berimbas pada merosotnya kepercayaan publik.
Bung Toga, Ketua DPC GMNI Bener Meriah, menegaskan bahwa penurunan tipe rumah sakit bukan sekadar persoalan administratif, melainkan indikator buruknya kualitas pelayanan kesehatan.
“Ini adalah alarm keras atas ketidakmampuan RSUD Muyang Kute memenuhi standar pelayanan dasar. Penurunan tipe membuktikan adanya kelalaian serius dalam manajemen. Direktur harus bertanggung jawab dan segera dicopot!” tegasnya.
GMNI menyoroti sejumlah masalah sistemik yang menjadi penyebab degradasi status rumah sakit, antara lain:
1. Minimnya fasilitas penunjang medis.
2. Buruknya pengelolaan keuangan.
3. Rendahnya mutu pelayanan kepada masyarakat.
“Selama ini, keluhan pasien kerap diabaikan. Ini bukan lagi masalah teknis, melainkan kegagalan total kepemimpinan,” tambah Toga.
GMNI mendesak Bupati Bener Meriah dan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen RSUD Muyang Kute. Langkah pertama yang harus diambil adalah mencopot Direktur RSUD sebagai bentuk pertanggungjawaban.
“Jika dibiarkan, masyarakat akan terus menjadi korban. Kami butuh pemimpin yang kompeten, bukan sekadar pelengkap jabatan,” tegas pernyataan resmi GMNI.
Selain pencopotan direktur, GMNI juga mendorong restrukturisasi manajemen dan perbaikan sistem pelayanan secara menyeluruh. Hal ini dinilai penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Bener Meriah.
“Kami akan terus mengawal proses ini hingga ada perubahan nyata,” pungkas GMNI.
(Samsul Bahri)
Tidak ada komentar