
ANGKARANEWS.ID– Keputusan PT Pema Global Energi (PGE) untuk merekrut Kepala Humas dari luar Aceh menuai kekecewaan dan protes dari putra-putri daerah.
Rizal Fahmi, Ketua PWRI Aceh Utara (Putra Daerah Lingkungan PT PGE), menyatakan keprihatinan mendalam atas kebijakan yang dinilainya mengabaikan harga diri dan masa depan anak daerah.
Dalam pernyataannya, Fahmi mengungkapkan rasa terpukul yang dirasakan masyarakat lokal. “Ini bukan sekadar masalah pekerjaan, tapi soal harga diri dan harapan yang pupus,” tulisnya.
Ia menceritakan bagaimana selama ini ada harapan besar bahwa PT PGE akan menjadi lokomotif pembangunan dan membuka kesempatan kerja bagi warga Aceh. Namun, kebijakan terbaru perusahaan itu dianggap seperti “menampar wajah” masyarakat yang selama ini mendukung kehadiran PT PGE.
Fahmi menegaskan bahwa protes ini bukan tentang meragukan kompetensi kandidat dari luar, melainkan bentuk pertanyaan atas ketidakadilan kesempatan.
“Mengapa PT PGE tidak memberikan kesempatan kepada kami, anak daerah, untuk membuktikan diri? Apakah kami dianggap tidak mampu?” tanyanya.
Ia juga mempertanyakan efektivitas peran humas yang dipegang oleh orang dari luar daerah. Menurutnya, seorang humas seharusnya menjadi jembatan dengan masyarakat, sebuah peran yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang budaya dan kearifan lokal Aceh.
“Bagaimana mungkin seorang yang tidak memahami budaya dan kearifan lokal Aceh bisa membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat? Jangan-jangan, humas dari luar daerah justru akan menjadi tembok pembatas,” ucap Fahmi.
Sebagai Ketua PWRI Aceh Utara, Fahmi berkomitmen untuk terus mengawal isu ini. Ia menyatakan akan terus menyuarakan aspirasi masyarakat Aceh hingga PT PGE menunjukkan komitmen nyata dalam memberdayakan putra-putri daerah.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak PT PGE menanggapi keluhan dan tuntutan yang disampaikan. (Nasir)
Tidak ada komentar